Pontianak adalah salah satu kota yang menerapkan pendidikan
gratis. Namun, para siswa harus bersiap membayar uang sekolah (SPP) jika
melanggar peraturan lalu lintas.
Kebijakan tersebut diinisiasi Pemerintah Kota (Pemkot)
Pontianak untuk meningkatkan kedisiplinan pelajar dalam berlalu lintas. Wali
Kota Pontianak, Sutarmidji, menjelaskan, jika seorang pelajar lebih dari dua
kali ditilang karena pelanggaran lalu lintas, maka fasilitas pendidikan gratis
siswa tersebut dicabut.
"Tahun depan, begitu sekali adik-adik kena tilang, saya
langsung putuskan pendidikan gratisnya dan yang bersangkutan wajib membayar
biaya pendidikannya," ujar Sutarmidji .
Selain itu, pelajar yang ingin mendapatkan beasiswa juga
akan kesulitan jika melanggar aturan lalu lintas. Sutarmidji memastikan pelajar
tersebut tidak akan pernah mendapatkan beasiswa yang dilamarnya.
"Jadi ini bukan sekedar gertak, saya benar-benar akan
menerapkan itu," tukasnya.
Di saat yang sama, Sutarmidji juga mendorong para pelajar
membentuk komunitas two in one untuk membatasi jumlah kendaraan di jalan raya.
Melalui komunitas ini, satu sepeda motor digunakan oleh dua orang, pengendara
dan penumpang.
Misalnya, selama sepekan seorang siswa membonceng temannya
yang kebetulan satu jalur atau rute yang sama menuju ke sekolahnya. Pekan
depan, giliran siswa yang diboncengi tadi membonceng temannya ke sekolah.
"Coba kembangkan seperti itu. Kalau komunitas ini
berhasil, saya yakin cukup signifikan mengurangi penggunaan kendaraan di jalan
raya sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas," terang Sutarmidji.
Pemkot Pontianak juga sedang mempersiapkan sistem tilang
elektronik bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Di beberapa
kawasan akan disebar CCTV guna memantau situasi lalu lintas di perkotaan. Untuk
ruang kontrol CCTV, ada beberapa alternatif tempat yang disediakan yakni di
Gedung Pontianak Convention Centre (PCC), di salah satu ruangan Kantor Wali
Kota atau di salah satu gedung kantor di Jalan Sutoyo.
"Nanti kita bersama kepolisian akan memonitor melalui
ruang kontrol tersebut," pungkasnya.
So,
bagaimana soba go-blog, diterapkan dijakarta gak yach…..?
(sumur :
okezone)
0 komentar